Pengertian
Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,
tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Jenis
Secara umum, kapsul terbagi menjadi dua yaitu kapsul cangkang keras dan
kapsul cangkang lunak.
Kapsul Cangkang Keras
Kapsul cangkang keras terdiri atas bagian tutup dan induk. Kapsul
cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran, atau granul. Bahan
semipadat atau cairan juga dapat dimasukkan ke dalam kapsul, namun metode
penutupan khusus harus digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran.
Untuk kapsul cangkang keras yang terbuat dari gelatin, ada lekuk khas
pada bagian tutup dan induk yang dapat membuat kapsul tertutup sempurna dan
mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi.
Pada kapsul cangkang keras yang terbuat dari pati, tidak terdapat lekukan
khusus sehingga tidak dapat tertutup dengan sempurna tanpa dilakukan metode
penutupan khusus. Kapsul pati ditutup atau dilekatkan dengan mengoleskan
campuran air-alkohol pada rongga cangkang tutup untuk menghindari kapsul
kembali terbuka atau bocor.
Pelekatan kapsul gelatin cangkang keras atau pelekatan dengan cairan pada
kapsul pati cangkang keras meningkatkan keamanan dan membuat kapsul sukar
dibuka tanpa kerusakan nyata, serta meningkatkan stabilitas isi kapsul
dengan membatasi masuknya oksigen.
Kapsul bercangkang keras yang diisi di pabrik sering mempunyai warna dan
bentuk berbeda atau diberi tanda untuk mengetahui identitas pabrik. Pada
kapsul seperti ini dapat dicantumkan jumlah zat aktif, kode produk, dan
lain-lain yang dicetak secara aksial atau radial. Tinta cetak yang digunakan
harus dengan kualitas farmasi dan memenuhi ketentuan yang berlaku mengenai
pigmen dan zat warna yang diizinkan.
Dalam praktik pelayanan resep di apotek, kapsul cangkang keras dapat diisi
dengan tangan. Fleksibilitas ini merupakan kelebihan kapsul cangkang keras
dibandingkan bentuk sediaan tablet dan kapsul cangkang lunak.
Kapsul gelatin keras dibuat melalui suatu proses dengan cara mencelup pin
ke dalam larutan gelatin, kemudian lapisan gelatin dikeringkan, dirapikan
dan dilepaskan dari pin tersebut, kemudian bagian induk dan tutup
dilekatkan.
Kapsul pati dibuat dengan mencetak campuran pati dan air, kemudian kapsul
dikeringkan. Gunakan cetakan terpisah untuk bagian tutup dan induk kapsul
dan kedua bagian ini dibuat secara terpisah.
Kapsul kosong disimpan dalam wadah tertutup rapat sampai kapsul diisi.
Karena gelatin berasal dari hewan dan pati berasal dari tanaman, maka
kapsul ini sebaiknya terlindung dari sumber pencemaran dan kontaminasi
mikroba.
Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi, dari nomor paling kecil (5) sampai
nomor paling besar (000). Umumnya ukuran nomor 00 adalah ukuran terbesar
yang dapat diberikan kepada pasien.
Kapsul dapat disalut atau pada umumnya granul pengisi kapsul dienkapsulasi
atau disalut untuk menghambat pelepasan obat dalam cairan lambung, hal ini
dilakukan pada sediaan kapsul enterik.
Kapsul prolonged-action, repeat-action, dan
sustained release adalah nama atau jenis kapsul yang dimaksud dengan
kapsul lepas tunda dalam Farmakope Indonesia Edisi VI.
Kapsul Cangkang Lunak
Kapsul cangkung lunak yang dibuat dari gelatin (kadang-kadang disebut gel
lunak atau softgel) atau bahan lain yang sesuai membutuhkan metode
produksi skala besar. Cangkang gelatin lunak sedikit lebih tebal dibanding
kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa
poliol, seperti sorbitol atau gliserin.
Umumnya kapsul cangkang lunak diisi dengan cairan. Khususnya bahan aktif
dilarutkan atau disuspensikan dalam bahan pembawa cair.
Kapsul cangkang lunak tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, dibentuk,
diisi serta dilekatkan dengan menggunakan mesin. Kapsul cangkang lunak bisa
berbentuk bulat, oblong, oval, tube, drop, dll.
Bobot dan Volume
Bobot atau yolume obat yang dapat diisikan ke dalam kapsul tergantung pada
sifat bahan obat itu sendiri. Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran
kapsul biasanya berdasarkan pengalaman atau pengerjaan secara eksperimental. Sebagai pedoman, dapat
digunakan tabel berikut,
Dalam mempersiapkan resep untuk sediaan kapsul, ukuran kapsul
hendaknya dicatat untuk memudahkan jika diperlukan pembuatan ulang.
Juga perlu diperhatikan, jika seorang pasien mendapatkan dua macam
kapsul sekaligus agar tidak diberikan dalam warna yang sama untuk
menghindari kesalahan minum obat.
Cara Penyimpanan
Cangkang kapsul mengandung air dengan kadar 10-15% berdasarkan Farmakope
Indonesia. Jika disimpan di tempat yang lembap, kapsul akan menjadi lunak
dan melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul dapat
menyerap air dari udara yang lembap. Sebaliknya jika disimpan ditempat yang terlalu kering, kapsul akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Pada kapsul dengan cangkang gelatin
lunak, kadar airnya berkisar antara 6-13%.
Oleh karena itu, penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan
yang,
-
Tidak terlalu lembap atau dingin dan kering.
-
Terbuat dari botol gelas, tertutup rapat, dan diberi bahan pengering (silika gel).
-
Terbuat dari botol plastik, tertutup rapat yang juga dlberi bahan pengering.
-
Terbuat dari alumunium foil dalam blister atau strip.
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul antara lain,
-
Bentuknya menarik dan praktis.
-
Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan berbau tidak enak.
-
Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga obat cepat diabsorpsi.
-
Dokter dapat mengombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.
-
Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet.
Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul,
-
Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.
-
Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembap).
-
Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
- Tidak bisa untuk balita.
- Tidak bisa dibagi-bagi.
Cara Pengisian Kapsul
Cara pengisian kapsul terbagi menjadi tiga yaitu dengan tangan, dengan alat
bukan mesin, dan dengan mesin.
Cara Pengisian dengan Tangan
Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa bantuan
alat lain. Cara ini sering digunakan di apotek untuk melayani resep
dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul akibat bahan obat dan menjaga kebersihan kapsul.
Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,
-
Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
-
Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan ke dalam badan kapsul dan ditutup.
Cara Pengisian dengan Alat Bukan Mesin
Alat yang dimaksud di sini adalah alat yang menggunakan tangan
manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih
seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat, sebab sekali pengerjaan
dapat dihasilkan puluhan kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
Cara pengisian kapsul,
-
Buka bagian-bagian kapsul.
-
Badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang pada bagian alat yang tidak bergerak/tetap.
-
Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul.
-
Ratakan dengan bantuan alat (bisa berupa kertas film atau spatel).
-
Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakkan bagian alat yang bergerak.
Cara Pengisian dengan Mesin
Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga keseragaman
kapsul, perlu digunakan alat yang otomatis mulai dari membuka, mengisi
sampai dengan menutup kapsul.
Prinsip Pengerjaan Sediaan Kapsul
Serbuk dengan berat jenis yang ringan atau berbentuk kristal (contohnya
natrium salisilat) harus digerus lebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam
kapsul.
Serbuk yang mudah mencair seperti KI, NaI, NaNO₂ akan merusak cangkang
kapsul sehingga mudah rapuh karea bahan obat tersebut bersifat higroskopis.
Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan bahan tambahan yang inert seperti
laktosa dan amilum.
Campuran eutektik harus diperhatikan. Hal ini dapat dicegah dengan
penambahan bahan tambahan yang inert atau masing-masing bahan obat
dimasukkan ke dalam kapsul yang lebih kecil, kemudian keduanya dimasukkan ke
dalam kapsul yang lebih besar.
Bahan cairan kental dapat dikeringkan dengan penambahan bahan tambahan
inert, dihomogenkan, lalu dimasukkan ke dalam kapsul. Jika jumlah bahan
cairan kental besar, harus dibuat menjadi massa pil terlebih dahulu, lalu
kemudian dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam kapsul.
Untuk minyak lemak dapat langsung dimasukkan ke dalam kapsul. Namun untuk
minyak menguap, tidak dapat diperlakukan demikian karena akan merusak
cangkang kapsul. Hal ini dapat diatasi dengan mengencerkan terlebih dahulu
dengan minyak lemak sampai kadarnya di bawah 40% sebelum dimasukkan ke dalam
kapsul.
Sumber:
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Syamsuni. 2016. Ilmu Resep. Jakarta: EGC.
Comments
Post a Comment