Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik, serta menyerahkan obat kepada pasien.
Yang berhak menulis resep adalah:
a. Dokter,
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut,
c. Dokter hewan, terbatas pada pengobatan untuk hewan.
Dokter gigi diberi izin menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian gigi dan mulut dengan cara injeksi/parenteral atau cara pakai lainnya. Sedangkan pembiusan atau patirasa secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi sesuai SE Depkes Nomor 19/Ph/62 2 Mei 1962.
a. Dokter,
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut,
c. Dokter hewan, terbatas pada pengobatan untuk hewan.
Dokter gigi diberi izin menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian gigi dan mulut dengan cara injeksi/parenteral atau cara pakai lainnya. Sedangkan pembiusan atau patirasa secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi sesuai SE Depkes Nomor 19/Ph/62 2 Mei 1962.
Dokter hewan diberi izin untuk menulis resep dari segala macam obat yang digunakan khusus untuk hewan.
Resep asli tersebut harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain kecuali dimintai oleh:
- Dokter yang menulisnya atau yang merawatnya,
- Pasien yang bersangkutan,
- Pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk memeriksa, serta
- Yayasan dan lembagai lain yang menanggung biaya pasien.
Resep disebut juga Formulae Medicae terdiri atas:
- Formulae Officinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar (resep standar).
- Formulae Megistralis, yaitu resep yang ditulis oleh dokter.
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe = ambillah. Di belakang tanda ini biasanya baru tertera nama dan jumlah obat.
Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Jika tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep tersebut.
Komponen Resep Menurut Fungsi
Komponen resep menurut fungsi bahan obatnya terbagi atas:
- Remedium cardinale, bahan atau obat yang berkhasiat utama.
- Remidium adjuvantia/ajuvans, bahan atau obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama.
- Corrigens, bahan atau obat tambahan guna memperbaiki warna, rasa, dan bau obat utama.
- Corrigens actionis, yaitu obat yang memperbaiki atau menambah efek obat utama. Misalnya Pulvis Doveri terdiri atas kalii sulfas, Ipecacuanhae Radix, dan Pulvis Opii. Pulvis Opii sebagai obat khasiat utama menyebabkan orang sukar buang air besar, kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja Pulvis Opii tersebut.
- Corrigens saporis (memperbaiki rasa), misalnya Sirop Aurantiorium, Tint, Cinamomi, aqua menthae piperitae, dan lain-lain.
- Corrigens odoris (memperbaiki bau), misalnya Oleum Rosarum, Ol. Bergamottae, dan Ol. Cinamomi.
- Corrigens coloris (memperbaiki warna), misalnya Tint. Groci (kuning), Caramel (coklat), Carminum (merah), dan lain-lain.
- Corrigens solubilis, untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Misalnya: I₂ tidak larut dalam air, tetapi dengan penambahan KI menjadi mudahh larut.
- Constituen/Vehiculum/Exipiens, yaitu bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar volume obat. Misalnya laktosa pada serbuk, amilum dan talk pada bedak tabur.
Contoh resep berdasarkan fungsi bahan obatnya:
Sumber:
Anief, M. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC.
R/ Cedilanid tab. No. I
Diuretin Tab. No. 1/4
m.f pulv. dtd. No. XII
S. 2. d.d. p.I
Cedilanid digunakan untuk mengobati dekompensasi jantung, di mana pada penderita dekompensasi jantung sering timbul pula udem yang dapat dihilangkan dengan diuretin sebagai diuretikum. Jadi obat pokok untuk penyebabnya adalah cedilanid (remidium cardinale) dan udem dihilangkan oleh diuretin (corrigens actions).R/ | Sulfadiazin | 0,500 | (Remidium cardinale) |
Bic-Natric | 0,300 | (Remidium ajuvans) | |
Saccharum | 0,100 | (Corrigens saporis) | |
Lact. | 0,200 | (Constituens) |
mf.Pulv. dtd. no. X | |
S. t. dd. p. I |
Sumber:
Anief, M. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC.
Comments
Post a Comment